Berbagi Kebahagiaan

Malam itu, 21 Juni 2006..
“Kami mau tidur dulu, Mbak..”, kata Sandra kepada Shanty yang masih asyik menonton acara di televisi.
“Tadi anakku tertidur di kamarmu..”, kata Sandra lagi.
“Iya.. Pergilah istirahat sana. Kasihan si Lucky besok harus kerja lagi..”, kata Shanty sambil tersenyum.
“Biar anakmu tidur denganku..”, sambung Shanty. Akhirnya Sandra dan Lucky segera masuk ke kamarnya.
“Kasihan Mbak Shanty ya, Mas?”, kata Sandra sambil memeluk Lucky.
“Betul.. Sudah berapa lama dia pisah ranjang dengan suaminya?”, tanya Lucky sambil memjamkan matanya.
“Kalau tidak salah sih.. Sudah hampir 4 bulan, Mas”, kata Sandra sambil menyusupkan tangannya ke sarung Lucky.
“Ha?! Mas nggak pakai celana dalam ya?”, tanya Sandra agak kaget tapi tangannya erat memegang batang kemaluan Lucky.
“Memang tidak pakai kok..”, kata Lucky santai sambil tersenyum menatap Sandra.
“Jadi selama kita tadi nonton TV bersama Mbak Shanty.. Yee nakal ya!”, kata Sandra sambil meremas batang kemaluan Lucky agak keras.
“Nggak apa-apa kok.. Nggak kelihatan ini kan?”, kata Lucky sambil memiringkan badannya menghadap Sandra.
“Lagian kalau dia lihat juga.. Anggap saja amal.”, kata Lucky sambil tersenyum nakal.
“Nakal ya!”, kata Sandra sambil melumat bibir Lucky sementara tangannya tak henti mengocok batang kemaluan Lucky hingga tegang.
“Mm.. Enak sayang..”, bisik Lucky ketika batang kemaluannya makin cepat dikocok.
“Buka dulu bajunya, Mas..”, kata Sandra sambil menghentikan tangannya.

Lalu Sandra bangkit dari kasur dan melepas seluruh pakaiannya. Lucky juga ikut bangkit lalu segera melepas pakaiannya.
“Jangan dulu ke kasur.. Hisap dulu dong..”, kata Lucky sambil mengecup bibir Sandra lalu tangannya agak menekan dan membimbing kepala Sandra ke arah batang kemaluannya. Sandra mengerti dan menuruti kemauan suaminya itu.
“Ohh..”, desah Lucky terdengar ketika mulut Sandra sudah mengulum penuh batang kemaluannya.
“Mm.. Kamu memang pintar.. hh..”, kata Lucky sambil memejamkan matanya ketika tangan Sandra dengan pelan mengocok batang kemaluannya.
“Mm..”, terdengar suara Sandra ketika mulutnya tak henti menghisap batang kemaluan Lucky sambil tangannya tak henti mengocoknya.
“Ohh.. Ennakk sayangg..”, kata Lucky sambil memaju mundurkan pantatnya seiring hisapan mulut Sandra pada batang kemaluannya.
“Gantian, Mas..”, kata Sandra setelah menghisap batang kemaluan Lucky beberapa lama.
Sandra lalu membaringkan tubuhnya di kasur kemudian membuka lebar pahanya. Tampak bulu bulu halus tumbuh agak lebat di sekitar vaginanya.
“Oww.. Enak sekali Mass..”, desah Sandra dengan mata terpejam ketika lidah Lucky mulai menjilati belahan vaginanya dari atas ke bawah bolak-balik. Pantat Sandra langsung bergoyang seiring rasa nikmat yang dirasakannya.
“Ohh.. Teruss.. Ohh.”, desah Sandra makin keras ketika jari Lucky keluar masuk lubang vaginanya yang sangat basah sambil tetap lidahnya menjilati kelentitnya.
Tubuh Sandra melengkung dan menggeliat serta menggelinjang menahan nikmat yang luar biasa.. Sampai akhirnya, serr! Serr! Serr! Sandra mendesakkan kepala Lucky ke vaginanya ketika terasa semburan air mani dalam vaginanya disertai rasa nikmat dan nyaman yang amat sangat.
“Ohh!! Ohh!!”, suara Sandra serak keluar dari mulutnya..
“Nikmat sekali Mass..”, desah Sandra dengan tubuh lemas terkulai di atas kasur.
“Kini giliranku..”, kata Lucky tersenyum sambil bangkit lalu menaiki tubuh Sandra.
Mulut Lucky yang masih basah oleh cairan vagina Sandra segera melumat bibir Sandra. Sandra segera membalas lumatan bibir Lucky sambil memegang batang kemaluan Lucky dan mengarahkan ke lubang vaginanya. Bless.. Bless.. batang kemaluan Lucky ditekan dan dengan segera sudah keluar masuk vagina Sandra.
“Ohh..”, kembali desah Sandra terdengar seiring keluar masuk batang kemaluan Lucky ke vaginanya.
“Ohh enak sekali rasanya sayang..”, bisik Lucky ke telinga Sandra sambil tak henti memompa batang kemaluannya.
“Kita enak-enakan di sini, sementara Mbak Shanty kesepian..”, kata Sandra sambil mengecup bibir Lucky.
“Ya itu sudah nasibnya, sayang..”, kata Lucky sambil terus merengkuh tubuh Sandra dalam kenikmatan.
“Ohh enakk, sayangg..”, desah Sandra sambil menggeliat keenakan.
“Mas suka nggak kepada Mbak Shanty?”, tanya Sandra di sela persetubuhan itu.
“Ya tentu saja suka, namanya juga kakak sendiri..”, kata Lucky sambil terus memompa batang kemaluannya keluar masuk.
“Maksudku, suka secara fisik.. Lelaki suka wanita..”, kata Sandra sambil menggoyangkan pantatnya.
“Kok kamu membicarakan orang lain sih?”, kata Lucky.
“Ngak apa-apa kan, Mas? Lagian itu membuatku makin bergairah..”, kata Sandra sambil mempercepat goyangannya.
“Benarkah?”, tanya Lucky.
“Iyaahh.. Kadang saya suka membayangkan Mas bersetubuh dengan wanita lain. Dan itu membuat saya bergairah.. Nggak marah kan, Mas?”, tanya Sandra.
“Fantasi seperti itu boleh saja, sayang..”, kata Lucky sambil mengecup kening Sandra.
“Ohh.. Betulkahh?”, Sandra mendesah.
“Kalau saya mau Mas membahagiakan Mbak Shanty, mau nggak?”, tanya Sandra mengagetkan Lucky.
Serta merta mereka menghentikan gerakan sambil vagina dan batang kemaluan mereka tetap berpautan.
“Masksud kamu apa, sayang..?”, tanya Lucky. Sandra tidak menjawab pertanyaan Lucky, tapi hanya tersenyum lalu mengecup bibir Lucky.
“Mbak Shanty adalah orang yang paling saya sayang, dan saya ingin dia mendapatkan yang terbaik..”, kata Sandra.
“Saya ingin bisa memberikan yang terbaik buat dia..”, lanjut Sandra.
“Mas adalah yang terbaik buat saya..”, kata Sandra sambil tersenyum.
“Saya rela membagi hal terbaik yang saya punya dengan Mbak Shanty..”, kata Sandra lagi.
“Mas ngerti kan maksud saya?”, Sandra sambil kembali menggoyang pantatnya.
“Mas ngerti.. Tapi apakah kamu benar-benar..”, ucapan Lucky terputus karena Sandra keburu melumat bibirnya.
Kembali mereka bersetubuh melanjutkan yang terhenti tadi.
“Saya benar-benar ingin Mas membahagiakan Mbak Shanty.. Juga itu membuat saya makin bergairah..”, kata Sandra sambil menggoyang pantatnya lebih cepat.
“Baiklah.. Ohh.. Ohh..”, desah Lucky sambil mempercepat gerakannya.
“Aku mau keluarr sayangg..”, kata Lucky sambil mendesakkan batang kemaluannya makin dalam ke vagina Sandra.
Crott! Croott! Croott! Air mani Lucky menyembur banyak di dalam vagina Sandra.
“Ohh.. Enak sekali sayang..”, kata Lucky sambil mengecup bibir Sandra.
“Mas mau kan memenuhi permintaan saya..?”, tanya Sandra manja.
“Iya.. Baiklah..”, kata Lucky sambil tersenyum.
“Terima kasih. Sering saya membayangkan Mas menyetubuhi Mbak Shanty..”, bisik Sandra. Dan mereka pun kembali saling berpagutan tanpa melepas batang kemaluan dan vagina mereka yang masih bertautan.
*****
Suatu pagi..
“Mas, Mbak Shanty.. Saya akan ke pasar dengan si kecil.., ada mau titip tidak?”, kata Sandra kepada mereka berdua.
“Aku ikut, San..”, kata Shanty.
“Nggak usah, Mbak.., saya mau ke rumah ibu Heru dulu soalnya”, kata Sandra berdalih.
“Ya sudah kalau begitu..”, kata Shanty.
Akhirnya Sandra dan anaknya segera meninggalkan rumah. Tinggal Lucky dan Shanty berdua.
“Tidak ke kantor, Luck?”, tanya Shanty.
“Saya sudah ijin untuk datang agak siang, Mbak..”, jawab Lucky sambil mendekati dan duduk di samping Shanty.
“Ada satu hal yang ingin saya tanyakan, Mbak..”, kata Lucky.
“Apa itu?”, tanya Shanty sambil menatap mata Lucky.
“Bagaimana urusan Mbak dengan Mas Rudy? Saya kasihan kepada Mbak..”, kata Lucky.
“Nggak tahulah, Luck.. Kita lihat saja nanti..”, kata Shanty sambil menyenderkan tubuhnya di kursi.
“Mbak putus asa?”, tanya Lucky sambil tangannya mencoba memegang tangan Shanty.
Shanty hanya diam ketika Lucky menggenggam tangannya. Hanya air mata yang terlihat menetes di sudut matanya.
“Aku tidak ingin hidup lebih lama lagi..”, kata Sandra sambil terisak.
“Saya mengerti bagaimana perasaan Mbak..”, kata Lucky air mata Shanty makin deras membasahi pipinya..
“Boleh aku pinjam bahumu, Luck? Aku nggak tahan..”, kata Shanty.
Lucky mengangguk. Dan Shanty segera merebahkan kepalanya di bahu Lucky dan menangis terisak. Lucky mengusap-ngusap rambut dan punggung Shanty untuk menenangkannya.
“Sudahlah, Mbak.. Mbak masih punya kami..”, kata Lucky sambil melepas rangkulan Shanty dan menatap matanya.
“Kami sayang Mbak.. Saya sayang Mbak..”, kata Lucky.
“Benarkah?”, tanya Shanty sambil meyeka air matanya. Lucky tak menjawab hanya mengangguk sambil menatap mata Shanty.
Lama mereka saling bertatapan. Ada rasa tak menentu ketika Shanty menatap mata Lucky. Apalagi ketika Lucky sedikit demi sedikit mendekatkan wajahnya hingga hampir bersentuhan. Shanty tak bisa berkata apa-apa ketika terasa ada rasa hangat dan nyaman ketika bibir Lucky menyentuh bibirnya. Ketika Lucky mengecup bibirnya, Shanty hanya bisa terpejam merasakan rasa nyaman dan rasa berdesir di hatinya.
“Mmhh..”, hanya itu yang keluar dari mulut Shanty ketika Lucky mulai melumat bibirnya.
“Luck.. Jangan.. Mmhh..”, kata Shanty ingin menolak tapi gairahnya telah mulai naik. Lucky tak menjawab, tapi makin hangat melumat bibir Shanty.
“Mmhh..”, Shanty mendesah dan mulai terbawa aliran gairahnya yang bangkit perlahan.
Dibalasnya ciuman Lucky dengan panas dan liar. Sebagai wanita yang telah lama tidak merasakan kehangatan sentuhan laki-laki, perlakuan Lucky membuat Shanty bergairah tinggi dan mulai melupakan kesedihannya saat itu.
“Luck.. Aku.. Aku.. Ohh..”, suara Shanty terputus putus serak ketika tangan Lucky mulai menggerayangi bagian depan baju dasternya. Dua gumpalan empuk di dada Shanty diremas perlahan oleh Lucky sambil tetap berciuman.
“Mbak, kita pindah ke kamar..”, ajak Lucky sambil menarik tangan Shanty.
“Tapi.. Tapi.. Bagaimana dengan Sandra?”, tanya Shanty ragu.
“Saya bisa menyayangi Mbak seperti ini karena Sandra sayang kepada Mbak..”, kata Lucky sambil menarik Shanty ke kamar.
“Maksudnya apa, Luck..”, tanya Shanty.
Lucky tidak langsung menjawab, tapi langsung memeluk dan melumat bibir Shanty. Shantypun karena sudah terbawa gairahnya langsung membalas pagutan Lucky. Keduanya terus berciuman sambil melepas pakaian masing-masing. Lucky merebahkan tubuh telanjang Shanty ke atas kasur.
“Ohh.. Luckyy.. Mmhh..”, desah Shanty keras ketika lidah dan mulut Lucky menggigit dan menjilati buah dadanya, apalagi ketika satu tangan Lucky turun ke perut lalu turun lagi ke vaginanya yang sudah sangat basah.
“Saya sayang Mbak..”, kata Lucky sambil menatap Shanty lalu kepalanya mulai turun ke perut lalu turun lagi ke vagina.
“Oohh.. Ohh.. Oww.. Sshh..”, jerit lirih Shanty sambil mata terpejam ketika lidah Lucky liar menjilati belahan vagina dan kelentitnya bergantian.
Serr! Serr! Serr! Shanty merasakan rasa nikmat yang sangat luar biasa ketika cairan cintanya menyembur disertai dengan geliatan dan gelinjang tubuh ketika rasa nikmat itu menjalar.
“Ohh, Lucky.. Aku sudah lama tidak merasakan hal seperti ini.. Makanya aku keluar cepat..”, kata Shanty sambil menatap Lucky yang sudah berada di atas tubuhnya.
“Saya akan membahagiakan Mbak.. Kapan saja Mbak mau..”, kata Lucky sambil tersenyum lalu mengecup bibir Shanty.
“Tapi.. Sandra..”, tanya Shanty.
“Sandra sangat sayang pada Mbak..”, kata Lucky sambil mengarahkan batang kemaluannya ke lubang vagina Shanty.
Shanty meraih batang kemaluan Lucky dan membimbing ke lubang vaginanya. Tak lama Lucky sudah turun naik memompa batang kemaluannya di lubang vagina Shanty.
“Ohh.. Mhh..”, desah Lucky dengan mata terpejam sambil memeluk Shanty.
“Ohh.. Enak sekaliihh.. Ohh..”, desah Shanty sambil menggoyangkan pinggulnya cepat.
Setelah beberapa lama, serr! Serr! Serr! Kembali Shanty menyemburkan air maninya disertai jeritan kenikmatan dari mulutnya.
“Nikmat sekali.. Ohh..”, bisik Shanty dengan tubuh lunglai.
“Tengkurap, Mbak..”, pinta Lucky sambil mencabut batang kemaluannya.
Shanty menuruti permintaan Lucky tersebut. Shanty membalikkan badannya tanpa menungging, lalu melebarkan kakinya agar batang kemaluan Lucky bisa mudah masuk lubang vaginanya. Bless..! Lucky mengarahkan batang kemaluan ke lubang vagina Shanty dari belakang lalu menekan dan akhirnya batang kemaluan Lucky leluasa keluar masuk. Mata Lucky terpejam merasakan kenikmatan memompa batang kemaluannya di vagina Shanty sambil memegangi bongkahan pantat Shanty yang bulat padat.
“Ohh.. Saya mau keluarrhh..”, kata Lucky serak.
“Jangan dikeluarkan di dalam, Luck.. Aku nggak KB..”, kata Shanty cepat.
Lucky makin mempercepat pompaan batang kemaluannya lalu dengan segera mengeluarkan batang kemaluannya kemudian digesek-gesekkan di belahan pantat Shanty, sampai.. Croott! Croott! Croott! Air mani Lucky menyembur banyak dan jauh hingga punggung Shanty.
“Ohh.. Enak sekali, Mbak..”, kata Lucky sambil berbaring di samping tubuh Shanty yang masih tengkurap berlumuran air mani Lucky di punggung dan pantatnya.
“Apakah ini akan menjadi masalah, Luck?”, tanya Shanty.
“Tidak akan, Mbak.. Percaya kepada kata-kata saya..”, kata Lucky sambil tersenyum lalu mengecup bibir Shanty. Keduanya saling terdiam beberapa saat masih dalam keadaan telanjang bulat, napas keduanya saling memburu. Shanty memejamkan matanya, dirinya merasa bahagia kembali mendapatkan sesuatu yang selama ini tak didapatkannya.
“Luc, sebaiknya kita cepat berpakaian, nanti Sandra…”
“Tenang aja Mbak, Sandra kalau ke pasar lama banget, bisa tiga jam-an. Soalnya sekalian ngajak Tanto main. Lagian, dia juga kan mau ke rumah temannya itu. Dan kalau sudah disana….wiiih… bisa seharian” ujar Lucky menenangkan. Shanty senang mendengar keterangan Lucky, dengan demikian dirinya memiliki waktu untuk lebih lama berdua dengan suami adiknya itu dan dapat lebih banyak menggali kenikmatannya.
Shanty yang kehausan dan Lucky yang mendapat “barang” baru, tentu saja membuat keduanya langsung bergairah kembali. Hanya dalam tempo kurang dari sepuluh menit, keduanya kembali bergumul dengan serunya. Saling peluk, saling raba, saling pagut dan apapun yang mereka inginkan sampai akhirnya keduanya kembali ke puncak permainan.
“Aku diatas Luc” ujar Shanty bersemangat. Lucky langsung rebah telentang dan Shanty langsung mengangkangi suami adiknya itu. Dengancepat diraihnya batang kemaluan Lucky dan diarahkan nya ke selangkangannya lalu….
“Sssshhh….ooookkkhh….” desah Shanty saat menurunkan tubuh bugilnya diatas selangkangan Lucky. Perlahan batang kemaluan Luckypun membenam masuk ke dalam lubang vaginanya. Terasa sekali desakan, gesekan dan terobosan batang kemaluan suami adiknya itu di lubang vaginanya, menyentuh, menggesek dan menggelitik setiap bagian sensitif di dalam liang vaginanya memberikan kenikmatan yang luar biasa. Shanty terus menurunkan tubuhnya sampai akhirnya….
“Akh” pekiknya disertai sentakan tubuh bugilnya saat ujung batang kemaluan Lucky menusuk kuat dasar lubang vaginanya. Shanty diam sejenak sambil menekan kuat-kuat tubuhnya sehingga tusukan ujung batang kemaluan Lucky benar-benar maksimal. Lalu dengan gerakan perlahan Shanty menggoyangkan pinggulnya ke segala arah sehingga ujung batang kemaluan Lucky mengorek-ngorek dasar lubang vaginanya memberikan rasa nikmat yang kuat. Shanty sampai mencakar dada suami adiknya itu tanpa sadar. Lalu dengan perlahan Shantypun mengangkat pinggulnya. Naik beberapa saat hingga tinggal bagian kepala batang milik Lucky yang tersisa di dalam lubang vaginanya untuk kemudian dia kembali menurunkan tubuh bugilnya hingga seluruh batang kemaluan Luckypun kembali membenam habis ke dalam lubang kemaluannya diiringi pekikan kecil. Diulanginya lagi, lagi dan lagi dengan gerakan yang semakin lama semakin cepat. Sesekali matanya yang sayu memandang ke arah Lucky dengan pandangan bahagia karena telah memberikannya kebahagiaan dan kenikmatan yang tak didapatkannya lagi ini.
Gerakan tubuh bugil Shanty semakin tak terkendali. Sambil turun naik, pinggul Shanty bergerak berputar-putar membuat Lucky merasa batang kemaluannya seperti dipilin-pilin. Sambil terus menikmati gerakan Shanty, Luckypun tak menyia-nyiakan kedua payudara kakak iparnya itu terpampang bebas. Diremasinya kedua payudara Shanty yang membuncah indah itu memberikan kenikmatan tambahan bagi keduanya sampai akhirnya Shanty memekik panjang disusul tubuh bugilnya ambruk menimpa tubuh bugil Lucky lalu mengejang dan bergetar hebat.
“Aku dapat Luck” ujar Shanty pelan hampir tak bersuara. Napasnya memburu, sekujur tubuh bugilnya berkeringat.
Lucky langsung membalikkan tubuh bugil kakak iparnya itu hingga Shanty berada di bawahnya. Lalu dengan cepat Luckypun langsung bergerak sementara Shanty hanya bisa megap-megap merasakan serangan Lucky di tengah gemuruh badai puncak kenikmatannya yang baru saja meledak tadi.
Lucky terus bekerja sementara Shanty terus merintih-rintih kenikmatan. Perlahan Shantypun mulai membalas gerakan Lucky setelah gemuruh ledakan kenikmatannya mereda. Sambil memutar-mutar pinggulnya, Santy menerima tusukan Lucky. Keduanya memacu kenikmatan mereka. Sesekali Shanty menarik lututnya ke belakang dan memegangi kedua lututnya dengan kedua tangannya sambil mengangkang lebar, menginginkan tusukan yang terdalam di lubang kemaluannya.
“Luck…terus Luck…terus. Aku…aku…mau da…pat la…gi” rintih Shanty. Luckypun semakin mempercepat gerakannya sampai akhirnya Shanty memekik klimaks. Lucky menghentikan sejenak gerakannya sambil menekan sekuat-kuatnya pinggulnya. Terasa sekali denyutan lubang kemaluan kakak ipar perempuannya itu sehingga seluruh batang kemaluannya terasa seperti diremas-remas dan disedot-sedot lubang kemaluan Shanty dan sangat cepat dan kuatnya.
Keduanya kembali melanjutkan persenggamaannya setelah Shanty tenang kembali. Berbagai posisi mereka lakukan. Bergantian mengambil peranan aktif menandakan baik Shanty maupun Lucky sama-sama bergairah dan ingin memberi dan menerima kenikmatan birahi sepuasnya. Dan persenggamaan babak kedua ini berakhir di sudut kamar dalam posisi sama-sama berdiri. Keduanya langsung ambruk ke bawah, terkapar di lantai kamar tidur dalam keadaan basah kuyup dan napas memburu setelah lebih dari setengah jam berpacu dalam kenikmatan birahi.
Seakan tak ada puasnya dan seolah memanfaatkan kesempatan, baik Shanty maupun Lucky kembali mengulangi persetubuhannya setelah tenaga mereka sedikit pulih. Babak ketiga mereka lakukan di ruang tamu sambil mengamati halaman kalau-kalau Sandra pulang, setidaknya demikian yang diminta Shanty. Lucky tenang-tenang saja karena memang apa yang dilakukannya saat ini adalah atas permintaan Sandra sendiri agar dirinya memberi kebahagiaan pada kakaknya itu, dan itulah yang kini dilakukannya.
Kembali Shanty dan Lucky tenggelam dalam buaian kenikmatan birahi mereka. Seakan mereka tengah berbulan madu, saling mereguk kenikmatan sepuas-puasnya, terutama Shanty yang sekian lama dalam kedahagaan. Dan waktu yang diberikan Sandra memang sangat luang, sampai sekitar lima jam membuat Shanty benar-benar merasa sangat puas. Bahkan dengan tenaga yang sangat lemah, Shanty masih meminta Lucky menyenggamainya sampai akhirnya dia benar-benar kehabisan tenaga. Lalu dengan dipapah Lucky, Shantypun meminta diantar ke kamar tidur dan disana dia minta satu babak lagi sampai benar-benar lunglai tak bertenaga lagi. Shantypun terkapar kehabisan tenaga, lalu minta tubuh bugilnya ditutupi selimut dan mengucapkan terima kasih pada adik ipar lelakinya itu yang telah memberikan kenikmatan yang luar biasa, Shanty menyuruh Lucky menunggu Sandra di luar.
*****
“Bagaimana mas ?” ujar Sandra setelah pulang dan menemui suaminya.
“Sudah. Kakakmu benar-benar ingin dipuaskan” jawab Lucky.
“Makasih ya mas” ucap Sandra sambil mengecup pipi suaminya itu.
“Eh, Tanto mana ?” ujar Lucky baru sadar akan si kecil buah hati mereka.
“Dia di rumah ibu. Dia minta nginap disana selama liburannya” ujar Sandra.
“Sekarang puaskan aku dong, gantian” ujar Sandra manja.
“Ayo” jawab Lucky senang sambil bangkit dan menggamit pinggul istrinya masuk ke kamar tidur yang tadi digunakan untuk memuaskan Shanty.
“Disini aja. Toh kak Shanty sedang tidur. Lagian, biar aja dia lihat, kalau perlu…sekalian kita ajak” ujar Sandra membuat Lucky terperangah kaget.
“Oke, siapa takut” jawab Lucky sambil melucuti pakaian istrinya hingga Sandra dalam keadaan telanjang bulat, demikian juga sebaliknya Sandra. Keduanya langsung bugil di ruangan tamu, lalu memulai cumbuan. Hanya sebentar Sandra minta dicumbu, lalu dia mengambil inisiatif mendahului. Lucky duduk di sofa dan Sandra duduk di pangkuannya. Dengan cepat Sandrapun menangkap batang kemaluan suaminya dan langsung membenamkannya ke dalam lubang kemaluannya sendiri hingga tandas diiringi pekikan nikmatnya. Selanjutnya Sandrapun bergerak licah, naik turun sambil memberikan kedua payudaranya ke suaminya untuk dihisapi dan diremas-remas. Sandra terus bekerja sampai mendapatkan hasilnya. Setelah itu berganti posisi. Dilanjutkan dalam posisi doggy sambil berdiri. Selesai, ganti lagi dalam posisi duduk di sofa dalam posisi berkebalikan dari sebelumnya. Sandra duduk mengangkang, suaminya berlutut dan menusuk dari depan.
Babak pertama selesai dengan skor 4-1 dan memakan waktu sekitar dua puluh menitan. Keduanya istrirahat di lantai yang berkarpet tebal masih dalam keadaan sama-sama telanjang bulat. Setelah itu keduanya kembali melanjutkan ke babak kedua.
Dan ditengah acara babak kedua ini berlangsung, Shanty bangun dan keluar dengan mengenakan gaun. Dia terkejut saat melihat adiknya Sandra dalam di ruang tamu dalam keadaan bugil tengah naik turun menduduki Lucky suaminya yang juga dalam keadaan bugil. Sandra yang melihat Shanty, sejenak menghentikan gerakannya.
“Ayo kak Santy, sini. Kita main bareng” ajak Sandra membuat Shanty terperanjat kaget. Luckypun ikut menoleh ke arah Shanty.
“Iya Mbak, ayo sini” sambung Lucky menguatkan. Shanty sedikit bingung namun kemudian dia melangkah mendekat sambil memandangi keduanya.
“Kak…kamu, nggak bercanda kan San ?” ujar Shanty tak percaya, kalau adiknya itu menawari dirinya bergabung untuk melakukan hubungan badan bersama.
“Ya nggaklah kak, masak sih aku bercanda” ujar Sandra sambil memutar-mutar pinggulnya menikmati korekan ujung batang kemaluan Lucky suaminya di dasar lubang vaginanya.
“Buka dong bajunya” sambung Lucky membuat Sandra kikuk walau sebenarnya dirinya sudah melakukannya tadi dengan adik ipar lelakinya itu. Kehadiran Sandra adiknya yang membuat Shanty jadi kikuk, walau saat ini adiknya tengah melakukan persenggamaan dengan suaminya dalam keadaan sama-sama polos.
“Ak..aku ke belakang dulu deh” ujar Shanty untuk meredakan perasaannya. Sambil mengendalikan dirinya, Shanty masuk ke kamar mandi. Sesaat di dalam dirinya diam, coba meyakinkan apa yang baru ditawarkan Sandra adiknya. Shanty benar-benar tak percaya kalau adiknya memberikan tawaran yang bagi orang umum sangat gila, berbagi suami. Dan sebenarnya, tadipun Shanty sudah mendapatkannya, namun kini terang-terangan Sandra mengajaknya bergabung bersama.
(Bersambung)

Pos ini dipublikasikan di Uncategorized. Tandai permalink.

Tinggalkan komentar